Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Jean Piaget
Ditulis pada: 21.35
Jean Piaget menyampaikan bahwa tahap perkembangan kognitif anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa ke dalam empat tahap perkembangan, yaitu:
Tahap Sensori Motorik (0 – 2 tahun)
Aktivitas intelektual pada tahap sensori motorik ini nyaris semuanya meliputi tanda-tanda yang diterima langsung melalui indra. Di saat anak mencapai kematangan serta mulai mendapatkan ketrampilan berbahasa, mereka mengimplementasikannya dengan mengaplikasikannya pada beberapa objek yang riil. Anak mulai mengerti jalinan di antara benda bernama yang diberikan kepada benda itu.
Perkembangan kognitif tahap sensori motorik pada anak-anak bakal kelihatan pada usahanya untuk melakukan gerakan tertentu antara lingkungan sekelilingnya. Pada awalnya pergerakan seorang bayi dilaksanakan secara spontan. Dorongan untuk melakukan pergerakan tertentu selalu tiba dari factor intern dirinya.
Rekonsilasi dan proses akomodasi dikerjakan dari proses awalnya, sampai hasilnya bersambung baik secara kuantitatif atau kualitatif, bersamaan dengan pengubahan yang terjadi pada skema atau pemahaman. Proses pembentukan pengetahuan pada anak diawali pada proses yang amat primitif, yakni mencoba mengulang bunyi yang terdengar.
Tahap Pra Operasional (2 – 7 tahun)
Pada tahap pra operasional perkembangan benar-benar cepat. Simbol-simbol bahasa yang dipakai untuk memperlihatkan beberapa benda riil semakin bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang diambil cuma berdasar pada insting, bukanlah berdasar riset logis. Anak umumnya mengambil ringkasan dari sejumlah kecil yang dijumpainya, dari suatu keseluruhan yang besar.
Pada periode tahap pra operasional seorang anak berkembang dari sensori motorik ke skemata kebolehan baru, yakni kemahiran representasional dan perilaku sosial dengan beberapa ciri khusus pra operasional. Begitu pula terjadi secara cepat perkembangan egosentris bahasa pembicaraan, perkembangan afektif dengan timbulnya responsitas dan hati kepribadian sesuai ide anak-anak mengenai ketentuan dalam bermasyarakat dengan peradaban sosialnya.
Perkembangan ini bergerak langsung ke skemata yang baru, yang semakin maju pada jenjang selanjutnya seperti teori piaget yang lebih operasional konkret.
Tahap operasional konkrit (7 – 10 tahun)
Kebolehan berpikir rasional ada pada tahap operasional konkret ini. Mereka bisa berpikir secara struktural untuk capai pemecahan permasalahan. Dalam tahap ini persoalan yang ditemuinya ialah persoalan yang nyata.
Pada tahap operasional konkret anak akan menjumpai kesusahan jika dikasih pekerjaan sekolah yang menuntutnya untuk mencari suatu hal yang terselinap. Tahap operasional konkret sebagai tahap peralihan di antara tahap pra operasional dengan tahap berpikir formal (nalar).
Baca juga: Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Jean Piaget
Sepanjang tahap operasional konkret perhatian anak mengarah pada operasi rasional yang cepat sekali. Tahap ini sesaat dan dikuasai oleh pemahaman dan anak bisa memecahkan permasalahan serta sanggup bertahan dengan pengalamannya. Keseluruhnya selalu harus diamati antara perkembangan kognitif dan afektif dalam tiap tahap. Perkembangan anak bisa disaksikan dari ide kepribadian. Seperti ia memahami aturan, tidak jujur, perhatian, dan hukum.
Tahap operasional formal (11 – 15 tahun)
Tahap operasional formal ini diikuti dengan skema berpikir orang dewasa. Mereka bisa mengimplementasikan langkah berpikir pada persoalan dari semua kategori, baik yang abstrak atau yang nyata. Pada tahap ini anak dapat memikirkan buah pemikirannya, bisa membuat beberapa ide, berpikiran mengenai hari esok secara realitas.
Sepanjang tahap operasional formal, susunan kognitif jadi matang secara kualitas, anak dapat mulai mengaplikasikan operasi secara nyata untuk semua permasalahan yang ditemui dalam kelas. Anak bisa mengaplikasikan berpikir rasional dari permasalahan hipotetis yang terkait dengan periode mendatang.
Anak-anak dengan operasional formal bisa beroperasi dengan nalar dari kebebasan argumen di dalamnya. Secara rasional benar-benar disiapkan pada anak sebagai alat berpikir. Sepanjang puber, berpikir formal secara fundamental diikuti oleh egosentris.
Pada periode puber, pribadi mencoba mengembalikan semua sikap pertimbangan yakni rasional dan ia merasakan kesusahan koordinasi dengan dunia yang ditemui. Emergency hati idealistik skema individual bersambung sebagai permulaan periode puber untuk menyesuaikan terhadap dirinya buat dunia dewasa.